Seleksi Oli Bebek – Honda Supra X 100cc

Featured

 

Antrian seleksi Oli-indranesta-wordpress copyright

Antrian seleksi Oli-indranesta-wordpress copyright

Kali ini Indranesta fokus pada oli mesin pada Honda Supra X 100cc.

Latar belakangnya adalah kenikmatan berkendara (kinerja sesuai kebutuhan) dan keawetan mesin Honda ini dirasa kurang dengan oli standar pabrikan.

Jelas kurang, karena mesin rasanya “berat” dan “malas” diajak lari, maunya diajak jalan saja, memang sih, dari dulu motor Honda bebek terkenal enak buat jalan-jalan, makanya semua umur suka, mulai yang baru blajar motor, pacaran, sampe oma opa, so Indranesta lebih suka menyebut motor ini motor priyayi, motor kalem yang tidak suka diajak lari, paling ogah deh kalo sudah urusan lari or buru-buru, dan ini keluhan pertama saat nunggang motor ini.

 

Terkait erat dengan kinerja mesin, salah satu faktornya adalah urusan oli. Dari dulu sejak pakai Yamaha crypton, dan adik Indranesta pakai vega, kami tidak pernah mengeluh soal performa mesin, thus, karena mesinnya enak, maka urusan oli otomatis mudah dideteksi juga, alias kalo oli ada yang “tidak enak” kami langsung tahu dan saling tukar info. Pada jaman itu, setelah gonta ganti berbagai merk oli, ternyata crypton Indranesta paling cocok pakai Castrol Power 1 15w-40 0.8lt. dan Vega adik Indranesta paling cocok pakai Pennzoil 20w50 yang kuning, tapi secara harga, jauh di bawah Castrol.

 

Indranesta termasuk yang berkeyakinan bahwa “LAIN MOTOR-LAIN OLINYA”, karena tiap mesin punya karakter khusus dan punya kebutuhan spesifik akan oli. Spesifikasi teknis oli dan rekomendasi oli standar pabrikan motor tidak bisa dijadikan rujukan pasti dan tidak menjamin kepuasan pemakai motor karena hal ini terkait erat dengan kebiasaan cara membawa motor yang berbeda2 dan kebutuhan pemakaiannya. Hal inilah penyebab mengapa ada banyak bro biker yang mengeluh kenapa pakai oli bagus yang mahal kok mesinnya malah tidak enak, dan ketika ganti oli biasa yang lebih murah ternyata cocok dan tokcer atau sebaliknya. Kombinasi antara karakter mesin, karakter pemakainya, dan peruntukan mesin inilah yang akhirnya menentukan jenis, tipe, merk, dan teknologi oli yang paling pas, dan menurut Indranesta cara paling praktis dan murah adalah dengan mencobanya satu2, dirasakan sendiri sampai didapat oli yang tercocok bagi mesin dan pemakainya, artinya bisa jadi sama2 motor Honda Supra X 100cc tapi oli-nya bisa beda. Sementara spesifikasi teknis mesin dan oli dapat menjadi semacam petunjuk awal dalam proses pemilihan ini.

 

So, untuk Honda Supra X 100cc ini, Indranesta tertantang untuk menjajal berbagai jenis oli di pasaran dengan criteria yang Indranesta tentukan sebagai berikut :

  1. Subjektifitas : Karena kondisi Supra X mesin tidak se-”enak” Yamaha, maka indikatornya adalah kinerja mesin menjadi semakin “enak” secara ukuran Indranesta, alias feeling, tanpa pakai alat tes teknik mesin, cukup dengan melihat fisik kejernihan oli dalam pemakaian kurun waktu tertentu, tarikan bawah–sampai atas, kondisi langsam, penyalaan pagi hari, dan kondisi panas terik, serta saat jalan jauh, dan oleh karenanya, tulisan ini jelas-jelas subjektif menurut pribadi Indranesta, sesuai apa adanya yang dirasakan dan dialami pada mesin dan kinerja Supra X Indranesta.
  2. Independensi : oli yang dipakai dalam pengujian ini dibeli di pasaran umum dengan dana pribadi dan tidak melibatkan sponsor produsen atau distributor mana pun, alias independent, dan merk dan jenis oli dipilih secara selektif, dengan asumsi mendekati karakter mesin Supra, kebutuhan sehari2, dan karakter berkendara Indranesta.
  3. Disclaimer : karena pengujian ini bersifat subjektif, maka sebaiknya tidak ada pihak yang protes atas hasil pengujian ini.
  4. Mesin Standar : mesin Honda supra ini masih standar, hanya ditambah katalis Broquet B1, dan fuel Pertamax. Sedangkan ukuran ban depan dan belakang sama 70/90 (setara 2.50) tipe tubeless Swallow Sea Hawk SB115 dengan angin Nitrogen-ized 35psi depan, 40psi belakang plus Busi racing Jumbo. Update: akhir Maret ganti knalpot racing custom, April lepas busa filter udara dengan boks masih terpasang. Update: Pertengahan Juli ganti custom knalpot dengan Nobi triovale AL series dan Kabel+kepala busi Splitfire anti cipratan air dan Busi diganti dengan GSP (Gold Spark Plug) busi elektroda emas karena busi lama sudah berjalan sekitar 4000km.
  5. Praktis : oli tersebut relative mudah didapat di pasaran, kalau beli tidak repot carinya alias banyak yang jual, dan tidak perlu indent karena jarang ada.
  6. Non aditif : oli tersebut tidak perlu ditambah aditif apa2 lagi, alias apa adanya, karena yang diuji sekarang oli bukan aditif, selain itu tambah aditif artinya tambah budget lagi, jadi Indranesta tidak mau mempertimbangkan oli yang harus pakai aditif apalagi yang melewati batas budget sebagus apa pun olinya.
  7. Spesifikasi teknis : info tentang spek teknis oli seperti flash point, TBN, dan indeks viskositas (VI) didapat dari berbagai sumber jadi bisa saja benar atau salah, tetapi dalam hal ini masih bisa dijadikan bahan pertimbangan pembantu dalam memilih oli yang akan diuji, sehingga tidak semua oli yang diuji harus dilengkapi dengan data spek teknis, meskipun adanya spek teknis memberikan kemudahan dalam perbandingan dan pemilihan. Selain itu hal ini menunjukkan bahwa vendor oli tersebut memang berani menyatakan bahwa oli mereka siap “perang” terbuka dengan oli lain di pasaran, dan “perang” yang sesungguhnya akan terjadi didalam blok mesin Honda Supra X Indranesta.
  8. Standar mutu : API service minimum grade SG, SJ umumnya, lebih baik lagi dapat yang SL atau SM, dan sebaiknya sudah approved untuk motor alias sudah Jaso MA, sukur2 Jaso MA2.
  9. Viskositas : SAE antara 15w40, 10w40, 10w30, sedangkan 15w50 diuji satu saja secara Indranesta kapok pakai BM1 15w50 di mesin Honda Supra X, Indranesta tidak pakai 20w karena Honda Indranesta golongkan mesin tipe dingin, sehingga tidak pas kalau pakai oli sekental 20w, tapi hal ini tidak mutlak, maksudnya jika hasil tes ini dirasa kurang memuaskan maka akan dicoba lanjutkan pengujian oli dengan SAE 20w50 atau 20w40 berbagai merk, siapa tahu ada yang sudah berteknologi pas dengan mesin Supra X Indranesta tentu saja dengan batasan budget yang lebih rendah yakni <40rb.
  10. Grade : base oli mineral, semi, blend, atau full sintetik Indranesta tidak pedulikan, secara ini hanya untuk harian, bukan untuk special purpose, yang penting mesin Honda Supra Indranesta enak dibawa jalan dan lari, titik.
  11. Harga : <50rb, karena untuk harian dan bukan untuk balap atau gengsi2an harganya tidak boleh lebih dari 50ribu per 0.8lt, atau per ganti oli. Ini adalah budget ganti oli Indranesta untuk motor ini. Harga yang Indranesta cantumkan adalah harga survey-beli pada saat tulisan ini dibuat, dan beda toko beda harga itu jelas, jadi harga oli di sini tidak dianjurkan untuk dijadikan rujukan pasti di masa datang.
  12. Karakter : tujuan pencarian oli ini adalah yang paling cocok dengan karakter mesin Supra X Indranesta, kebutuhan pemakaian motor Indranesta sehari-hari, dan sesuai dengan karakter riding style Indranesta, jadi hasilnya pun bisa bervariasi, kebetulan riding character sehari-hari Indranesta suka stop and go, tapi pas bawa sendirian dan ada kesempatan accelerating and speeding tak akan disia2kan, suka bawa barang2 dengan gantungan barang, box tengah-box belakang, tentu saja dengan bermacam2 barang dan belanjaan, sedangkan kalau bawa untuk boncengan Indranesta cenderung bertipe slow defensive safety rider sambil bercengkerama menikmati perjalanan dan pemandangan. Jadi oli tersebut haruslah mampu melayani kemauan Indranesta, membuat motor Supra X Indranesta “enak” diajak “jalan” dan “lari” tanpa membuat mesin kepayahan dan overheat.

 

Untuk masalah overheat, Indranesta bersyukur karena dalam pandangannya, mesin Honda Supra ini termasuk karakter mesin “dingin”, alias susah panas, dan kalau sudah panas, lumayan kinerjanya, jadi boleh Indranesta bilang, ini mesin Diesel-nya bebek. Kenapa Indranesta bilang demikian? Karena karakter mesin Honda ini:

1). kalau pagi atau kalau suhu dingin suka susah hidup, apalagi kena banjir, dan habis hujan, suka mbrebet, dan minta dipanasi dulu sekitar 10-15menit baru enak langsamnya (suaranya pun bisa dibedakan setelah 10 menit).

2) kalau mesinnya sudah panas, dan dibawa jalan sekitar 15 menit, maka kinerjanya semakin meningkat dan tidak perlu kuatir dengan resiko overheat.

 

Kedua karakter di atas berbeda dengan mesin Yamaha Crypton Indranesta sebelumnya yang bertipe “emosian” alias cepat panas, kalau pagi tidak perlu dipanasi, cukup dinyalakan sebentar, ditinggal mengunci pagar, langsung tancap gas, tokcer, pun kalau hujan atau banjir Indranesta tidak pernah risau, sementara bebek merk lain harus parkir diutak-utik dulu setelah menerjang banjir, tarikannya pun dahsyat untuk gigi 1-2, tapi jika sudah dipakai jalan jauh, mesin terasa panas di kaki, dan kadang perlu didinginkan dulu sambil istirahat di pinggir jalan atau pom bensin setelah sekitar 1 jam perjalanan. Yah, memang kita tidak bisa mendapatkan semuanya, you win some, you lose some.

 

Oke, kembali ke Oli,

Indranesta sudah memilih oli yang ada di pasaran yang menurut Indranesta cukup memancing rasa penasaran untuk dicoba, antara lain :

  1. BM1 PC1000 – 15w-50 API SJ Jaso MA harga 38-40ribu 0.8lt. Jujur oli ini dulu Indranesta cuekin, dilirik saja tidak, karena harganya mahal dan jarang yang jual. Indranesta tertarik karena Indranesta melihat demo oli BM1 di pameran otomotif JCC Desember lalu, dimana oli ini menang diadu (jelaslah, namanya juga demo meski tidak tahu yang didemokan itu BM1 tipe apa) dengan oli lain untuk masalah gesekan mesin dengan tekanan tertentu, meski Indranesta tidak yakin karena tidak melihat bungkus oli BM1 yang sudah dibuka dan dituang, yang ada oli yang katanya BM1 yang sudah ada di botol kecil siap dituang ke mesin tes dan oli yang katanya selain BM1 yang ada di pasaran juga, warnanya mirip2, kuning-orange begitu. Waktu iseng Indranesta Tanya kenapa tidak pakai oli lain yang warnanya “ungu” mas? Mereka jawabnya tidak enak dengan produsen oli tersebut karena pernah di komplain karena sangat ketara, jadi mereka pakai oli pembanding lain yang warnanya netral begitu katanya. Jadi, pada kesempatan ini mereka berhasil membuat Indranesta penasaran, dan memutuskan mencoba BM1 sebagai candidate pertama.
  2. Pennzoil Synthetic Blend Motor Oil Ultra Turbo 10W40 API SJ – harga 45ribu 1Quarts (0.946lt) ~ sekitar 37ribu/0.8lt. Oli ini sudah Indranesta beli, dan belum sempat dipasang di motor, alias masih antri. Oli ini Indranesta pilih karena adik Indranesta puas dengan Pennzoil seri 20w50 di vega, selain itu oli ini merupakan synthetic blend dari mineral base-Grade III dan PAO (Poly Alfa Olefin)-GradeIV: Full Synthetic yang kualitasnya sedikit dibawah GradeV: Ester dan didukung teknologi Advanced Friction Modifier. Oli lain yang sepantaran dengan ini adalah STP 10w40, tapi Indranesta tidak tahu full synthetic atau tidak, harganya sama dan tidak diambil untuk sampling pengujian. Hanya satu kekuatiran yang muncul, oli Pennzoil ini belum Jaso MA karena ini memang oli mobil, namun demikian tetap akan dicoba karena di toko dan bengkel motor juga banyak jual oli Shell Helix yang jelas2 untuk mobil dan belum Jaso MA tapi tetap dijual untuk motor.
  3. Yamalube Gold 10w40 API SL Jaso MA – harga 30-32ribu 0.8lt. Ini oli berikutnya, Indranesta beli oli semi sintetik ini karena termasuk oli grade SL dan harganya cukup bersahabat. Oli ini juga sudah nongkrong di rumah, siap antri untuk digilir masuk mesin Supra. Selain itu juga untuk mereview kinerjanya kembali dengan inovasi teknologi Xpeed karena sewaktu Indranesta pakai Yamaha Crypton oli standar pabrikan Yamaha ini sama sekali tidak Indranesta lirik karena sempat kecewa dengan kinerjanya (yang tipe 20w50).
  4. Idemitsu ECO 4T 10w30 API SJ Jaso MA – harga 26-30ribu 0.8lt. Indranesta penasaran dengan oli ini karena merupakan standar pabrikan untuk reyen Honda Blade 110. Oli ini masih mineral based-Grade III dan masih API SJ sehingga harganya cukup ringan, jadi tidak ada salahnya dicoba. Indranesta ingin tahu apakah selain untuk reyen Blade oli mineral encer ini juga cocok untuk oli lanjutan >10.000km di mesin Supra X. Oli ini pun sudah ada di rumah, siap digilir, sedangkan urutan gilirannya Indranesta akan lihat situasi nanti pada saat ganti oli.
  5. Pertamina Enduro Racing 10w40 API SJ Jaso MA2– 37-40ribu 1lt ~ sekitar 32ribu/0.8lt. Oli anak bangsa, jadi tidak ada salahnya sekarang dicoba, ya kan? Jujur saja dulu sebelum tahun 2001 Indranesta tidak melirik oli Pertamina sama sekali, tapi sekarang kondisinya lain, setelah peraturan pemerintah mengubah peta dominasi oli di negeri ini dan tambah kritisnya para pengguna oli mau tak mau BUMN andalan ini harus kerja keras meningkatkan kualitas barangnya dan lebih agresif jualan. Menurut blog mas Triatmono oli ini semi sintetis, mempunyai viscosity index (VI) sebesar 153, viscosity @ 100oC sebesar 10.66, TBN 9.59 mgKOH/gr dan Flash Point 222oC, (wow, angka VI ini hampir menyamai Motul Ester 5100 10w40 dengan VI 154 seharga 66-70rb! TBN unggul jauh dari Motul 5100 yang 8.2 mgKOH/gr, dan Flash Point unggul jauh dari Shell VSX FP yang 208 oC seharga 50rb) dan standar Jaso MA2 cukup bikin penasaran jelasnya ditambah banyaknya testimony bernada puas dari para bro biker dan pedagang oli. Ini masih harga survey dan belum dibeli. Intinya oli ini sangat layak dicoba di mesin Supra X Indranesta.
  6. Castrol Power1 15w40 API SG Jaso MA – 26-32ribu 0.8lt. Ini oli andalan Indranesta sebagai oli pembanding meskipun masih API SG, lagipula secara harga juga bersahabat. Oli ini semi sintetik dengan Flash Point 180oC, diklaim tipe 15w40 oli yang paling cocok untuk sepeda motor karena stabil viskositasnya, dan Indranesta juga sudah membuktikan di mesin Yamaha Crypton sebelumnya. Jadi sebelum ada iklan Castrol Power1 yang heboh dan lucu2 di tv, Indranesta sudah membuktikannya, apalagi dengan teknologi Trizone dan formula Power Release diklaim mampu menaikkan kinerja mesin sampai 30% dibandingkan oli lain, jujur Indranesta berharap oli ini nantinya yang akan menjadi pemenang uji coba ini. Oli ini sudah ready di rumah dan siap diuji kembali kali ini di mesin Supra X.
  7. Shell VSX 10w40 API SL Jaso MA – 45-50ribu 1lt ~ sekitar 40ribu/0.8lt. Oli ini tidak ada salahnya dicoba karena masih masuk budget dan dengan harga segitu mahal faktanya begitu banyak bro biker yang tergila2 dengan oli ini sampai di beberapa toko oli sempat kehabisan. Menurut blog mas Triatmono, Shell Advance VSX4 10w40 ini oli semi-syntetic, memiliki viscosity index (VI) sebesar 155, viscosity @ 100oC sebesar 19.2, sedangkan viscosity @ 40oC adalah 140 dengan Flash Point 208oC, dan satu lagi Indranesta penasaran mencoba teknologi DPA-nya seperti apa sih (DPA = Dynamic Performance Additive), katanya bisa melancarkan kopling basah, apa iya? Kalau iya, bisa jadi yang mahal bukan olinya tapi teknologi DPA-nya.
  8. Evalube Transco 15w40 SL (harga masih disurvey). Sebenarnya ini oli yang Indranesta sangat penasaran mencobanya, oli berbotol hijau ini peruntukannya untuk mesin diesel performa tinggi yang bisa juga untuk mesin bensin sampai ke taraf API SL (wow!), dilengkapi dengan teknologi Exhaust Gas Recirculation (EGR), akan tetapi oli ini belum masuk criteria Jaso MA hingga dikuatirkan nanti ada masalah dengan gearbox dan kopling Supra X, tapi karena viskositas oli tipe 15w40 paling stabil dan paling cocok untuk motor, sebagaimana oli Pennzoil di atas, resiko itu Indranesta ambil dan oli ini tetap dicoba. Sebagai tambahan informasi, oli Evalube (merk local) dan Pennzoil (merk USA) diformulasikan dan didistribusikan oleh satu perusahaan yang sama yang sudah certified ISO 9002 dan 14000, dan karena Indranesta pernah menjadi seorang Auditor dan Instruktur ISO 9000 dan 14000, Indranesta tahu persis seperti apa kualifikasi perusahaan yang sudah mengantongi kedua sertifikasi itu.
  9. Top 1 Action Plus 10w40 Jaso MA2 API SG harga 35rb 0.8lt. Well, sepertinya kurang seru n kurang fair jika Indranesta tidak menyertakan merk oli yang paling controversial satu ini. Oli yang pernah meraih hujatan dari berbagai komunitas otomotif dan dihindari banyak bikers ini selain iklannya yang makin gencar juga mulai melakukan beberapa koreksi secara teknikal, seperti mulai mencantumkan berbagai sertifikasi dan angka2 hasil uji teknis di official webnya, sebut saja Flashpoint 194oC, TBN 6.9, VI 162, dan viskositas @100 15.99. Faktor teknikal yang membuat oli ini layak coba antara lain karena 1). lulus Jaso MA2, satu2nya oli dalam pengujian ini yang bisa mendampingi Pertamina Enduro dan BM1 PC1300, 2). Flash point lebih tinggi 14oC dari Castrol Power1 (194-180)oC dengan API service SG setara Castrol Power1, 3). Indeks viskositas (VI) lebih tinggi 7 points dari Shell VSX (162-155), dan lebih tinggi 9 points dari Pertamina Enduro (162-153). Ada rasa penasaran Indranesta juga untuk mencoba tipe lainnya seperti Top 1 SMO HP Plus 10W40 SM (1 L) Rp40rb ~ Rp32rb/0.8lt dan Top 1 Zenzation 10W40 SM (1L) Rp47.5rb ~ Rp38rb/0.8lt, selain harganya masih <50rb, mutunya juga sudah berani mencantumkan API SM, bikin semakin penasaran saja meskipun sepertinya ini oli untuk mobil.
  10. BM1 PC1300 10w40 SL Jaso MA2 – 45rb/0.8lt. Oli BM1 tipe ini lebih sulit dicari daripada yang PC1000, merupakan kesempatan kedua yang diberikan Indranesta kepada BM1. Dengan spek mirip Pertamina Enduro Racing, harga oli ini lebih tinggi 5rb, dan tidak adanya data teknis TBN, Flash point, dan VI membuat oli ini harus diuji berurutan dengan Enduro. Target minimal oli ini adalah sama rasanya dengan BM1 15w50+aditif BM1 anti friction seharga total 55rb. Oli ini akan menjadi penawar kekecewaan pada BM1 15w50 jika memang dia menunjukkan kinerja sesuai yang diharapkan, tapi bila tidak, Indranesta siap say goodbye pada merk oli satu ini, oleh karena itu tidak perlu panjang lebar mari kita lihat saja nanti hasilnya.
  11. Kawasaki Oil 10w40 SL MA 4T, oli genuine kawasaki jenis semi sintetik dengan harga sekitar Rp26-30rb/lt (harga web kawasaki 26rb, beres kawak 29rb) jadi sekitar 24rb/0,8lt. Keterangan lainnya masih dikumpulkan. Oli ini masuk jajaran tes karena adik Indranesta sudah mencobanya di Kawasaki ZX130 dengan predikat belum ada keluhan sampai saat ini, jadi dengan harga di bawah budget oli ini akan masuk mesin Supra X Indranesta untuk dites. Fakta yang cukup mengagetkan Indranesta, oli ini jenis semi sintetik tapi per 0,8lt-nya dibanderol lebih murah Rp7-9rb yakni di kisaran Rp21-25rb dibandingkan oli mineral 10w30 Honda seharga 32rb/0,8lt. Mengherankan dan aneh karena Kawasaki dikenal sebagai pabrikan yang “apa2”-nya serba mahal, terutama spare partnya, contoh: Karbu Kawak ZX130 Keihin NCV24 dibanderol 900rb-an sedangkan Yamaha Mio yang sama persis karbunya “cuma” dibanderol sekitar 650rb-an, cukup fantastis bedanya, selisihnya bisa untuk beli knalpot variasi atau CDI Racing. Jadi, ada apa dengan oli Kawasaki??? mari kita buka tabir keanehan oli ini di mesin Supra X Indranesta.
  12. MPX – AHM Oil 10w30 Jaso MA, harga 32rb/0,8lt. Ready on stock. Menurut salah satu bengkel Ahass oli botol merah-putih ini bisa bertahan sampai 4000km (wow), dan belum ada yang komplain dari pengguna hingga tulisan ini dibuat, meski ketika ditanya belum ada yang pernah menyatakan sudah mencoba sampai 4000km, karena oli ini masih baru. Namun jika melihat produsennya oli ini tidak diproduksi oleh AHM tapi outsourcing ke PT Idemitsu Indonesia alias produsen Idemitsu Eco 10w30 si Hulk super encer, kemungkinan oli ini menjadi oli paling akhir dalam tes kali ini. Sebagai info, AHM juga mengeluarkan oli serupa dengan label sertifikasi Jaso MB warna botol biru-putih untuk motor matic. Tambahan informasi, oli ini tidak mencantumkan embel2 “exellent cold start“, melainkan hanya “engine protection technology“. Update 3 Juli 09: Mulai 1 juli lalu muncul iklan oli ini di tv dan AHM memang berani meng-klaim oli ini bisa bertahan hingga 4000km.

Di atas kertas, secara teknis pemenangnya adalah Pertamina Enduro Racing 4T 10w40 SJ harga 32rb/0.8lt, dengan JASO MA2, TBN tertinggi 9.59 dan Flash point tertinggi 222oC, tetapi hal ini sama sekali belum membuktikan apa2 bagi Indranesta karena penentuan pemenang pengujian ini adalah kesesuaian dengan kriteria2 Indranesta di atas.

 

So far, hasil pengujian oli sementara (1 Feb 09):

1). BM1 PC1000 – 15w-50 API SJ Jaso MA harga 40ribu 0.8lt.

Karena cerita awal di atas, meskipun cukup sulit mencarinya, jadilah oli ini dipasang di mesin Honda Supra Indranesta @ Km23.200 sejak 8 Januari lalu dan hingga tulisan ini dibuat 2 Februari sudah berjalan hingga Km23.670, saat ini warnanya masih agak bening tapi sudah mulai keruh, tetapi 2 minggu lalu Indranesta harus campurkan BM1 aditif anti friction seharga 15ribu karena sebelumnya mesin rasanya agak tidak “akur” dengan oli ini sehingga getaran dan suaranya cukup meresahkan plus kopling yang agak keras dan kasar. Harga total untuk oli ini 55ribu, kondisi ini sudah jelas melebihi budget, sehingga otomatis oli ini gugur meski kondisinya cukup enak setelah diberi aditif.

Kinerja mesin Supra X: tarikan bawah agak naik, tarikan atas jauh lebih enak, sebelumnya top speed 60-70kpj kondisi ngeden dan getar, sekarang bisa 70-80kpj tanpa getaran berarti, tapi tarikan bawah pada saat mesin dingin masih susah, alias masih harus buka gas rada besar baru bisa “gerak”.

~Update : Pada tanggal 10 Feb 09, Km23.820 (pemakaian 620km) kondisi mesin sudah mulai “seret” dan suara mulai kasar meski warna oli masih dalam taraf baru mulai keruh.

So, oli mahal ini tidak lulus uji di Supra X Indranesta karena harus pakai aditif dan melewati batas budget, plus kinerja tarikan bawah masih belum memuaskan. Hasil ini membuat Indranesta kapok coba 15w50 di mesin Supra X.

*Belakangan Indranesta baru menemukan info bahwa 15w50 ini tidak stabil viskositasnya (http://masagusismail.wordpress.com/2008/08/28/belajar-memahami-makna-dibalik-kode-sae-oli-mesin-utk-motor/) sehingga riskan untuk perlindungan kopling dan gearbox, so, Indranesta memberi kesempatan kedua bagi BM1 tapi kali ini untuk PC1300 10w40 SL Jaso MA2 0.8lt dengan catatan harga tidak lebih dari 50rb dan barangnya bisa dicari di pasaran.

 

Ada yang mau usul saran oli berikutnya yang akan dicoba? Mungkin bulan depan sekitar medio Maret’09. Saat ini yang sudah standby siap uji ada Pennzoil, Yamalube, Idemitsu, BM1, Enduro, dan Castrol. Hayoo pilih mana??

 

Dengan masa pakai oli sekitar 1-2 bulan, maka semua oli tersebut Indranesta harapkan bisa dicoba dalam tahun 2009 ini. Jadi sering2lah membuka tulisan ini untuk membaca update-nya ya…

 

Update: 23 Maret 09

setelah 1,5 bulan ditinggal dinas, ini mesin masih bisa jalan, meski teteup harus dipanasin min 10 menit, oli tetep agak keruh, suara mesin mulai ndak enak, n kilometer masih di 23.930, baru 730km jalan, max speed dicoba semalam masih bisa di atas 90 km/jam, tapi pemakaian oli ini sudah ndak perlu diteruskan coz jelas2 oli ini gagal pengujian, untuk pilihan oli berikutnya karena belum ada masukan dari temen2 maka diputuskan ganti oli berikutnya pakai Idemitsu 10w30 si mineral super encer andalan Honda Blade.

 

Update: 1 April 09

2).Idemitsu ECO 4T 10w30 API SJ Jaso MA – harga 26-30ribu 0.8lt.

Akhirnya,

Tanggal 28 Maret Sabtu lalu di KM24.000 (tepat 800km oli lama) oli mesin diganti dengan si Hijau Idemitsu 10w30, di Ahass (sekalian service), harga di toko oli 26rb, di Ahass 28rb. Petugas servicenya sempat kaget, “ini encer lho pak 10w30, yakin mau pakai?” ya jawabannya jelas yakin lah dan yakin dong.

(http://oto.detik.com/read/2009/02/02/124732/1078048/648/uji-ketahanan-oli-encer-dari-idemitsu)

Ada satu point yang membuat penasaran yakni di label oli ini ditulis Exellent Cold Start, ketika dicoba saat pagi hari ternyata memang benar, yang biasanya mesin sulit hidup dengan electric starter alias harus dengan kick starter, sekarang tidak masalah 1st start dengan electricnya, dengan kick juga sangat mudah. Waktu pemanasan mesin lebih singkat, tidak lagi 10-15 menit, tapi cukup 5 menit sudah bisa langsam optimal.

Point berikutnya, di awal pemakaian pencapaian kinerja mesin juga semakin enak, suaranya halus adem, tidak sekasar BM1 PC1000 (dengan kondisi sama habis service juga), si Hulk ini sampai sekarang di KM24.105 masih bertahan enak, prediksi Indranesta oli ini tidak bertahan lama enaknya alias <1000km, tapi mana tahu namanya juga prediksi, hasil akhirnya mari kita lihat nanti.

Point tambahan, bensin jadi lebih irit, padahal knalpot baru ganti yang racing custom, ketika masih pakai oli sebelumnya bensinnya cepat habis, beda dengan oli ini, klaim pabrikan sih bisa hemat bbm s/d 17% (link di atas).

Kesimpulan awal oli ini worth it banget, encer meskipun mineral based dengan harga <30rb (jauh di bawah budget/hampir setengahnya) tapi kinerja didapati cukup memuaskan di pemakaian 100km pertama.

 

Update 14 April 09 :

km menunjukkan angka 24.365, belum ada 500km, tapi mesin sudah mulai “aneh”, biasanya tarikan enak, skg mulai berat, kondisi oli akan dicek pada saat km di angka 500, sementara konsumsi BBM masih irit di angka 50-52km/liter, so oli ini cukup istimewa di 300km awal.

 

Update 19 May 09:

3. Yamalube Gold 10w40 API SL Jaso MA

Kali ini oli diganti pada KM24.580, HANYA bertahan rata-rata 500km kondisi mesin suaranya sudah agak mengkhawatirkan, dan mulai ada bunyi2 aneh. so, oli ini tidak cocok untuk jangka panjang sesuai dengan dugaan awal Indranesta. Oli penggantinya adalah Yamalube Gold 10w40, kondisi awal biasa2 saja, enak, tapi tidak terlalu enak sperti awal pakai idemitsu 10w30.

*Ada tips yang bisa dicoba kalau ganti oli, supaya aditifnya bercampur sempurna dengan oli, yakni balik2kan oli sebelum dimasukkan ke mesin, karena aditif dan berat jenis oli biasanya beda, sehingga ada yg mengendap dan mengambang dalam kondisi normal, jadi kalau di”kocok” diharapkan bisa bercampur dengan baik.

Penggantian oli juga dibarengi dengan service di Ahass, plus stel klep dll, jadinya mesti enak, kondisi ideal penilaian biasanya >300km pemakaian. jadi rekan pembaca mohon bersabar yah untuk updatenya.

 

Update 27 Mei 09:

Hari ini baru sampai KM24.718 (masih 138km) dan rasanya mesin masih enak n akur dengan Yamalube ini, satu hal yang jadi catatan ialah waktu pemanasan mesin jadi lebih singkat, plus tidak harus tunggu lama2 kalau mau jalan. Beda dengan oli sebelumnya yang harus nunggu dulu sekitar 5 menit minimal baru bisa “nyampur” olinya (apa ini efek “kocok” sebelum ganti oli juga yah?). Bisa dibilang efeknya jadi mirip mesin Yamaha 🙂 start langsung ngacir, tapi ini masih awal, jadi blm sampai 500km alias belum bisa ditarik kesimpulan lulus tidaknya ya… catatan tambahan, perpindahan gigi sedikit lebih keras/susah, mirip Yamaha juga 🙂

 

Update 11 Juni 09:

km25.184 (604km), sudah tembus angka psikologis 500km pertama dan Yamalube 10w40 masih bisa bertahan, mesin masih ok dan semakin berkarakter Yamaha :). Maksudnya, kalau mau naik gigi mesti mencapai Rpm tertentu lebih dulu mirip Crypton yg dulu, trus bensin juga sedikit lebih boros mirip Yamaha bener…yang asik, hentakan gigi satu semakin terasa, jadi makin pede di lampu merah meski top speed jadi sedikit turun, ini masih wajar karena imbas dari akselerasi yang bertambah, tapi kalau pun terpaksa ya 90km/jam masih bisa tercapai tanpa susah payah.

Dari segi suara n kehalusan mesin nyaris tidak ada masalah, knalpot custom juga suaranya makin merdu hasil dari pembakaran mesin yang bagus.

So far Indranesta cukup puas dengan kinerja oli ini hanya saja belum sempat diintip warna oli sejauh ini, mungkin dalam beberapa hari ke depan setelah dicuci steam, maklum masih sering kehujanan, jadi agak kuatir buka lubang mesin, alias takut kemasukan benda2 kecil seperti pasir, dll.

Kesimpulan sementara oli ini bisa jadi kandidat serius yang lulus pertama kali seleksi oli ini.

 

*Ada tips untuk rekan yang memakai knalpot custom atau variasi yang kebetulan di knalpotnya tidak ada lubang pembuangan air, saat dicuci ada baiknya lubang knalpot ditutup dengan plastik dan diikat karet, intinya supaya mengurangi air yang terciprat masuk ke knalpot, apalagi kalau “ditembak” dengan semprotan steam yang super kencang, bisa2 efeknya lebih parah dari kena banjir 🙂 semoga bermanfaat. Simak updatenya terus ya, tks.

 

Update 19 Juni 2009:

Hari ini km menunjukkan 25.308, sudah 728km berjalan dengan oli Yamalube Gold, masih lancar, belum terasa gejala aneh atau suara mesin kasar. Karena kondisi badan Indranesta masih belum fit, maka akhir-akhir ini kecepatan rata-rata 20-40km/jam saja, kadang di bawah itu, otomatis konsumsi BBM makin irit. Karakter mesin yamaha yang tidak ditemui saat memakai oli ini adalah suhu mesin yang tetap ala Honda, alias tidak cepat panas ketika digunakan jarak sedang, indikasinya mesin motor overheat adalah ketika mesin dimatikan kita akan mendengar bunyi gemelitik logam mesin yang menyusut setelah memuai karena panasnya mesin, dan ini tidak terjadi di mesin Honda Supra X Indranesta.

Untuk mengganti oli ke Enduro racing 4T mungkin menunggu oli Yamalube mencapai 1000km dulu, alias batas psikologis kedua dan di km 1000 ini adalah periode ganti oli wajar bagi Indranesta.

Terima kasih atas feedback, sharing, koreksi, dan masukan dari rekan2, mohon tetap bersabar untuk uji oli selanjutnya, tks.

 

Update 29 Juni 2009:

Hari ini kilometer menunjukkan angka 25.559 (979km).

Nyaris menyentuh 1000km, kondisi mesin dengan Yamalube Gold 10w40 dirasakan masih enak dan lancar2 saja.

Sempat ada bunyi mesin cukup kasar ketika terjadi perubahan dari low speed (saat badan Indranesta blm fit) ke normal speed, namun setelah dicuci steam dan knalpot custom diberi oli, keluhan tersebut hilang, dan mesin kembali lancar seperti semula hanya masih ada bunyi mesin “sedikit” agak kasar. Ada kemungkinan hal ini karena saluran udara yang belum bersih karena debu dan bukan 100% faktor oli mesin.

Tingkat konsumsi BBM masih seperti sebelumnya, hanya saja makin kemari jadi sedikit lebih boros.

Tingkat warna oli sudah jauh berkurang, dan saat ini sudah mulai keruh (agak gelap), namun tetap jernih/bening, belum ditemui serbuk2 halus rontokan kotoran mesin atau hasil pelumasan yang berlebihan dari oli ini.

Ada kemungkinan oli sudah mulai jenuh dan bisa jadi inilah penyebab bunyi mesin “sedikit” agak kasar, top speed berkurang dan akselerasi mulai agak berat dibanding sebelumnya.

Secara feeling, saat ini bisa jadi saat paling tepat untuk ganti oli, namun melihat angka kilometer yang tinggal sedikit lagi menyentuh 1000km, maka diputuskan untuk mengganti oli setelah melewati 1000km dan melihat kondisi mesin saat itu.

Tunggu update selanjutnya ya, tks 🙂

 

Update : 2 Juli 2009

Akhirnya! terlewati juga 1000km dengan Yamalube Gold, hari ini Km menunjukkan 25.658, sudah 1078km ditempuh.

Hasil yang didapat di hari ini:

  • Konsumsi BBM makin boros
  • Akselerasi tidak secepat km2 awal
  • Top speed turun jauh sekitar 10-15km/jam
  • Suara mesin sedikit kasar
  • Warna oli sedikit gelap, meski belum terlihat serbuk2 halus

Hasil uji oli untuk Yamalube Gold 10w40 dinyatakan : LULUS dengan predikat sedikit memuaskan.

Karena bisa bertahan lancar hingga 1000km tanpa masalah berarti namun Indranesta merasa masih belum 100% puas dengan oli ini hingga 1000km karena terjadi penurunan kualitas pelayanan dari oli ini ketika mendekati 200km terakhir, tidak disarankan untuk memakai oli ini lebih dari 1000km.

Rencananya akhir pekan ini untuk ganti oli Pertamina Enduro Racing dan servis Ahass.

Sekaligus pasang perangkat tambahan, Kepala+Kabel Busi Splitfire.

Kinerja oli Pertamina ini akan dibandingkan dengan BM1 PC1300.

Mohon dukungan dan masukan dari rekan2 semua, tetap update terus ya, tks.

Update 6 Juli 09:

Hari ini Indranesta berencana melakukan penggantian oli Yamalube dengan Pertamina Enduro Racing. Km menunjukkan angka 25.789, sudah berjalan 1.209km, dan 200 km terakhir bukanlah pengendaraan mesin yang menyenangkan, didapati:

  • Oli ini semakin tidak nyaman saja di mesin Supra X meski masih bisa berjalan.
  • BBM semakin boros.
  • Waktu pemanasan mesin di pagi hari semakin lama (di atas 3 menit barulah suara mesin menunjukkan oli tercampur dengan baik)
  • Warna oli semakin gelap, meski tidak keruh.
  • Perpindahan gigi semakin kasar dan keras.

Akan tetapi ada sesuatu fakta yang mendesak (urgent) sehingga Indranesta terpaksa membuat update malam ini juga disamping Supra X dan bersama jejeran oli2 waiting list pengujian.

4. Pertamina Enduro Racing 10w40 API SJ Jaso MA2

Sebelum penggantian oli ke Pertamina Enduro Racing yang dibeli di salah satu Pom Bensin (no. SPBU, alamat, dan nomor telp. ada di Indranesta) terkemuka di Kota Bandar Lampung ditemui fakta sbb:

Finishing botol kemasan kasar: Didapati botol oli ini kemasannya tidak semulus oli merk lain. Sticker label tidak cerah, bahkan sedikit kabur / blur di beberapa tulisan. Bahkan pada beberapa bagian botol ada sedikit terkesan murahan dan dibuat asal jadi. Nomor batch yang tercetak timbul di leher dan di tutup botol memiliki nomor seri yang sama, namun kualitas pencetakan tidak bagus, ada angka yang tidak jelas terbaca.

Oli Bocor: Seperti biasa sebelum dibawa ke bengkel oli pengganti di”kocok” alias dibalik2an perlahan agar tercampur lebih baik antara aditif dengan olinya. Karena ada agenda lain yang cukup menyita waktu maka penggantian oli dan servis ditunda hingga hari berikutnya, sedangkan oli tetap berada di dalam box bagasi motor dalam posisi terlentang (horizontal) alias posisi tutup botol di samping. Di perjalanan Indranesta terkejut ketika membuka box bagasi didapati ada oli yang merembes dari kepala botol oli Pertamina Enduro Racing, selintas ada bau wangi seperti permen karet, dan memang oli ini terkenal di kalangan biker punya bau yang cukup enak, seperti ada parfumnya.

Pertanyaannya adalah bagaimana bisa sebuah botol oli yang belum pernah dibuka tiba2 rembes isinya? Meskipun tidak tumpah semua ini merupakan suatu kegagalan (defect) kemasan produk dalam melindungi isinya. Selama Indranesta memegang berbagai merk botol oli belum pernah menemui kejadian seperti ini. Dan ini terjadi pada produk premium sekelas Pertamina Enduro Racing, alangkah malunya Indranesta sebagai bangsa Indonesia. Tindakan pencegahan Indranesta adalah menjaga agar botol oli tetap berada dalam posisi tegak.

Tutup botol sangat mudah dibuka tanpa merusak lingkaran plastic segel pada tutup botol: Sesampainya di rumah Indranesta lantas membuka tutup botol oli ini, oli masih terlihat merembes dan betapa terkejutnya Indranesta karena tutup botol amat sangat mudah diputar untuk dibuka tanpa susah payah membuka segel di tutup botol alias segel lingkaran plastic tersebut masih utuh. Tutup botol terkesan sangat longgar (loose) karena beberapa kali dibuka tutup, tetap saja segel plastic di lingkaran tutup botol tidak bisa lepas. Fakta yang tidak lazim bagi Indranesta.

Tidak ada seal aluminium: Oli ini tidak memiliki seal alumunium sebagaimana lazimnya tutup botol oli di pasaran. Indranesta dapat langsung melihat ke cairan oli di dalam botol. Sehingga ketika tutup botol terbuka, oli bisa saja keluar/tumpah jika posisi botol dimiringkan atau sedikit ditekan bagian bawahnya. Sempat terlintas pemikiran/ keraguan jika oli ini adalah oli palsu atau sejenisnya, karena oli asing saja banyak dipalsukan apalagi oli milik BUMN sendiri, namun Indranesta memerlukan keyakinan lebih untuk hal yang satu ini. Setelahnya Indranesta menutup kembali botol oli ini rapat2 dan membalikkan botol tersebut, didapati tidak ada oli yang keluar, namun ketika botol direbahkan/dimiringkan (horizontal), posisi tutup botol di samping, oli mulai merembes keluar sedikit demi sedikit. Satu kecurigaan Indranesta, jangan2 tutup botol oli tanpa seal aluminium foil ini memang teknologi kemasan oli Pertamina.

Akan tetapi seharusnya 2 kriteria standar dibawah ini terpenuhi oleh sebuah kemasan produk pelumas/oli mesin:

  1. Tutup botol oli dibuka dengan cara merusak segel plastic di lingkaran tutup botol.
  2. Tidak terjadi kebocoran dalam posisi apapun kecuali tutup botol sudah dibuka.

Namun kondisi/faktanya, kedua kriteria tersebut gagal dipenuhi, segel lingkaran plastik tidak rusak dan atau lepas, namun terjadi kebocoran / ada rembesan oli dalam kondisi botol oli belum pernah dibuka.

Hal ini entah disebabkan oleh kemasan yang diproduksi secara tidak standar, ataukah kemasan tidak diproduksi di lini Pertamina (namun dijual di jaringan Pertamina), atau karena sebab lain.

Lepas dari penyebab di atas yang disengaja atau tidak, akibatnya adalah isi produk pelumas didalamnya tidak dapat diyakini / diragukan keasliannya.

Hal ini berbeda dengan pengecekan kode produksi/batch di bodi botol oli dan di tutupnya, karena dengan fakta kebocoran dan mudahnya membuka tutup botol oli ini bisa saja botolnya asli tapi isinya tidak.

Esok harinya (7 Juli 09) dilakukan konfirmasi via sms dan email melalui Pertamina Contact Center (PCC) yang tertera di kemasan oli didapati jawaban email sbb. :

==

Terima kasih atas email saudara kepada Contact Pertamina. Untuk laporan saudara telah kami teruskan ke divisi terkait. Berikut kami sampaikan ciri pelumas asli Pertamina.

1. Tutup Botol
Asli : -. Pembuatannya/bentuknya halus
-. Logo PERTAMINA Jelas
Palsu : -. Pembuatannya/bentuknya lebih kasar
-. Logo PERTAMINA kurang jelas
2. Bagian Alas Botol
Asli : -. Bersih/tanpa goresan
Palsu : -. Banyak goresan
3. Isi PElumas
Asli : -. Isi sampai leher botol
Palsu : -. Isi hanya sampai dada botol
4. Pegang dan Kocok Botolnya
Asli : -. Terdengar suara “Gluk-gluk) (lebih kental)
Palsu : -. Terdengar suara “Gemercik” (Lebih encer)
5. Dibuka Tutupnya (Aroma Pelumas)
Asli : -. Baunya khas/gurih (kecuali oli samping)
Palsu : -. Tidak berbau (Jika pelumas darai bahan RPO)
-. Berbau sengit (Jika pelumas dari bahan oli bekas)
6. Disegel dan leher botol, terdapat 8 digit. Dan jika masih baru dan belum dibuka, maka letak angka 8 digit tersebut sama/sejajar.
7. 8 Digit : __ __ __ __ __ __ __ __
1 2 3 4 5 6 7 8
Digit No. 6 dan 7 : Menunjukkan kode tahun prod. (C/: 06 =>. 2006)
Digit No. 8 : Lokasi LOBP = Lube Oil Blending Plant (Jl. Jampea, Tanjung Priok, Jakarta )
*. Jakarta
===>. 1 (Kode No.1 & 2 untuk dikirim ke : Jawa Barat, Banten, Sumatra dan Kalimantan Barat)
===>. 2
===>. 3 (Pabrik Grease : Jadi untuk pelumas tidak mungkin digit yang paling belakang ada angka 3)
===>. 4 ( Untuk dikirim ke : Sebagian Jawa Tengah dan Jawa Timur)
===>. 5 ( Untuk dikirim ke : Jawa Timur, Kalimantan dan Indonesia Timur)
Terima kasih,
CONTACT PERTAMINA
PSTN : 500 000 (All cities in Indonesia)
HP : 62-21-7917 3000
SMS : 62-21-7111 3000
Fax : 62-21-7972 177
Email : pcc@pertamina.com

==

Kesimpulannya, Indranesta mencoba positif thinking dengan kejadian ini, kalau ada pihak mau memalsukan oli bisa saja tetap diberi seal alumunium foil sebagaimana oli merk lainnya yang banyak dipalsukan.

Meskipun tetap saja ada rasa was2 ketika memutuskan memasukkan oli ini ke mesin Supra X.

Tips hari ini:

Jika perlu, sebelum membeli miringkan, balik2an botol oli beberapa kali, dan tahan posisi tutup botol oli di bawah (vertical) dan tutup botol di samping (horizontal) beberapa saat untuk melihat apakah ada rembesan atau bocor, ini adalah cacat produksi dan indikasi adanya pemalsuan oli. Jika ini terjadi terangkan pada penjual, ada kalanya pihak penjual tidak mengerti akan hal ini.

Info: BBM Pertamax

Bagi pembeli Pertamax di wilayah pertamina Palembang, ada 1 kupon undian setiap pembelian 2 liter Pertamax. Hanya saja, box undiannya ada yang untuk motor dan untuk mobil, (apa pula ini maksudnya?) Periode pengundian setiap bulan hanya saja kupon tidak setiap saat tersedia, hadiahnya HP dan Motor, kalau mau lengkapnya silahkan sambangi pom bensin penjual Pertamax terdekat.

PERTAMINA CONTACT CENTER. Telepon (021) 7917 3000. SMS (021) 7111 3000. Fax. (021) 7972 177. Email : pcc@pertamina.com

Update 7 Juli 2009:

Penggantian oli Pertamina Enduro Racing 10w40 akhirnya bisa dilaksanakan, pada km 25.800. Kesan pertama dari oli berwarna biru-hijau dengan wangi permen karet ini:

  1. Suara mesin dan knalpot renyah dan halus, hal ini wajar karena oli baru.
  2. Perpindahan gigi mulus, mungkin ini karena anti slip technology-nya, lebih mulus daripada Yamalube Gold.
  3. Akselerasi lumayan, meski top speed belum berani dicoba karena padatnya jalan, namun Indranesta rasa oli Yamalube Gold punya layanan akselerasi sedikit lebih baik.
  4. Belum bisa diambil kesimpulan awal termasuk konsumsi BBM, sekilas kinerjanya masih mirip dengan oli Yamalube Gold.

Semoga rekan2 biker semua selalu mendapatkan oli yang asli, dan dapat mengambil pelajaran dari sharing ini.

Tetap update terus!

 

Update 16 Juli 09:

Kilometer menunjukkan angka 25.970 sudah 170km dengan Enduro Racing.

Top speed tertinggi 105km/jam, dan itu masih ada nafasnya, hanya terhambat kondisi lalulintas, namun ini top speed tertinggi yang pernah diraih Supra X-100 Indranesta.

Kondisi suara mesin masih mulus, hanya saja perpindahan kopling tak lagi semulus di awal pemakaian oli.

Kondisi pemanasan mesin di pagi hari cukup cepat, masih setara Yamalube, alias hanya perlu waktu sekitar 1-2 menit saja oli sudah tercampur baik dan siap jalan.

Mungkin besok Jumat akan dicoba naik turun bukit berboncengan, jadi tetap ditunggu updatenya ya…

 

Update : 24 Juli 09

Km menunjukkan angka 26.110 sudah 310km berjalan dg pertamina enduro racing. So far belum ada masalah berarti, berikut perkembangannya:

  • Perpindahan gigi masih mulus.
  • Akselerasi masih baik.
  • Tenaga di tanjakan lumayan bagus, begitu juga ketika dicoba berboncengan di jalan perbukitan, kalau dibawa sendiri masih bisa naik di tanjakan 45 derajat dengan 60km/jam gigi 4. Motor ini memang bukan untuk cari top speed, karena tidak ada such a place utk mencobanya di kota ini, tapi yang paling dibutuhkan adalah tenaga akselerasi, karena medan yg dilalui adalah perbukitan dengan membawa beban dan berboncengan.
  • Konsumsi BBM masih standar, tidak begitu boros.
  • Belum ada suara kasar di blok mesin
  • Belum dilakukan pengecekan warna oli
  • Suhu mesin masih stabil, begitu juga setelah dibawa “kerja” naik-turun bukit.

Tips hari ini

Untuk pengkondisian mesin setelah bekerja keras atau sertelah jalan jauh, sebelum mematikan mesin biasakan untuk membiarkan mesin berada dalam kondisi stasioner sekitar 1/2-1 menit, ini untuk menormalkan kembali “tensi” mesin.

Demikian, semoga membantu, update terus ya Bro’s…

Update 28 Juli 09:

Hari ini angka odometer Supra X-100 menunjukkan kilometer 26.167 berjalan 367km dengan Enduro Racing, didapati:

  • Perpindahan gigi mulai sedikit susah/keras (poin penting pada update kali ini) alias tidak sehalus & seenak di awal pemakaian, padahal belum ada 500km.
  • Mesin masih oke, suara masih halus, (kemungkinan faktor non-oli –> akselerasi meningkat seiring penggantian busi)
  • Pemanasan pagi masih cepat <2 menit.
  • Suhu mesin stabil, meskipun setelah penggunaan cukup ekstrim naik-turun bukit.
  • Warna oli mulai gelap, tidak tampak lagi warna biru-kehijauan, namun masih bening, belum ditemui serbuk2 halus rontokan mesin, cukup mengherankan bagi Indranesta karena belum dipakai 500km tapi warna oli sudah berubah gelap.

Tips hari ini

Kalau bro-sis merasa motornya sedikit boros BBM padahal tidak ada perubahan apa-apa, silahkan dicek putaran roda depan dan rem cakram depan, jika terasa berat /tidak lancar berputar bisa jadi kampasnya terlalu “menjepit” sehingga ban depan tidak bisa berputar “lega” tanpa hambatan.

Bawalah ke bengkel kepercayaan untuk dicek dan di”lega”kan cakramnya.

semoga bermanfaat…

 

==

*Untuk balasan dan aproval komentar, Indranesta Mohon maaf pada bro-sis rekan bikers, krn trouble jaringan bbrp hari ini Indranesta menemui sedikit kesulitan utk online.

Dan Indranesta ber-terima kasih sekali kepada rekan2 biker yang sudah ikut membantu menjawab beberapa pertanyaan yang ada, di sini kita sama-sama saling meng-inspirasi dg berbagi info, pengalaman, dan wawasan.

Jadi bagi rekan-rekan biker yg baru bergabung, mohon sedikit bersabar n jangan kecil hati utk menuliskan komentar, kritik, atau masukan.

Tetap update ya…!

 

Update 29 Juli 09 :

Ada hal khusus pada hari ini di mesin Supra X Indranesta,

Perpindahan gigi jadi lebih sulit dari hari2 sebelumnya, ada apa gerangan?

Padahal enduro racing dikenal punya teknologi anti slip, dan ini sangat terasa manfaatnya di awal pemakaian, namun kinerja aditif ini menurun jauh sebelum mencapai 500km, aneh.

Biasanya dengan speed dan tenaga “congkelan” yg sama, gigi berpindah dg mulus, tapi kenapa sejak kemarin siang yg terjadi harus menambah tenaga congkelan?

Selain itu suhu mesin masih stabil, hanya mesin mulai terasa bertambah getarannya, namun belum menjurus kasar.

Akan dicoba meneruskan dalam beberapa hari ke depan, dan melihat warna + kejernihan oli, jika dirasa mengkhawatirkan bisa2 oli ini gugur prematur alias gugur sebelum melewati batas psikologis pertama 500km.

Tapi jika bisa terus melewati 500km, Indranesta ber-hipotesis oli ini tdk bisa bertahan melewati 1000km di mesin Supra Indranesta.

Ada sedikit kerisauan di hati Indranesta, oli Enduro Racing yg sedang diuji ini asli atau tidak ya?

 

Tips hari ini

Jika bro-sis mengalami start awal yg agak sulit, biasanya gas sedikit dipancing, jika terjadi hanya sekali mungkin tidak masalah, bisa saja karena suhu turun setelah hujan atau setelah dicuci steam. Jika hal ini terjadi cukup lama maka ini kondisi yg tdk normal utk Supra, hal ini bisa diakali dg memutar baut pengatur angin karbu ke arah kanan, (letaknya di sisi kanan karbu- jika krg jelas silahkan lihat buku panduan pengguna letak baut pengatur angin karbu ini), gunakan obeng kembang dan putar pakai feeling aja sampai enak start-nya, jangan kebanyakan bisa boros bbm.

 

Semoga bermanfaat…

 

Update 10 Agustus 2009:

Di bulan kemerdekaan RI ini oli Enduro Racing masih bertahan, angka odometer menunjukkan 26.400 (600km), baru saja melewati batas psikologis pertama 500km. Kondisi yang didapati di mesin Supra X Indranesta sebagai berikut:

  • Warna oli masih agak gelap, tapi belum keruh
  • Suhu mesin stabil baik ketika dibawa “ngotot” maupun jalan normal.
  • Proses pemanasan masih baik dan singkat (di bawah 2 menit)
  • Proses pendinginan mesin belum ada masalah.
  • Engine brake didapati mulai kasar, terutama dari gigi 3 ke gigi 2, apalagi dari gigi 2 ke 1.
  • Proses pemindahan gigi didapati masih agak keras/kasar, terutama jika melakukan slow shifting, tapi jika dilakukan quick shifting untuk kejar akselerasi praktis tidak ada masalah berarti, alias lancar2 saja.

Ada rencana untuk dibawa jalan2 agak jauh tapi mungkin baru bisa minggu depan. Beberapa kali dipakai membawa beban berat, dus, belanjaan, tas2 besar, sambil boncengan pula, mesin motor ini masih bisa melayani dengan baik.

Tips hari ini:

Shifting: perpindahan gigi (masuk kopling naik-turun gigi), didapati di motor sport kopling manual dan bebek yg memakai kopling semi otomatis. Ada Slow, Normal, dan Quick Shifting. Normal shifting tidak dibahas kali ini.

Slow shifting: perpindahan gigi perlahan, biasanya ketika berkendara pelan-santai, teknik ini lebih membuat awet gear dan rantai karena minim hentakan dan tarikan, namun jika plat kopling atau oli tidak siap/kurang bagus biasanya perpindahannya kasar.

Quick shifting: perpindahan gigi secara cepat, biasanya untuk mengejar akselerasi di arena balap sprint/drag race, ketika keluar dari tikungan maupun persiapan di tanjakan agar tidak kehilangan momentum putaran mesin. Resikonya, gear dan rantai cepat kendor dan aus, jadi sering2 dicek setelan rantai dan mata gear-nya.

Demikian semoga bermanfaat…

 

Update: 28 Agustus 2008

Pertama2 Indranesta ucapkan selamat beribadah puasa Ramadhan 1430H bagi yang menjalankan, semoga amalan2 kita diterima dan mendapat ampunan, keberkahan, dan peningkatan derajat di hadapan Allah SWT, Amin.

Update hari ini km menunjukkan angka 26.781, hampir menyentuh 1000km, kondisi yang dialami :

  • Kondisi start pagi perlu waktu lebih lama, sekitar 5 menit baru oli tercampur dengan baik.
  • Secara umum kinerja mesin masih baik, oli Enduro Racing masih dapat melayani dengan memuaskan namun suara sudah mulai agak kasar.
  • Mulai ada knalpot nembak di saat engine brake posisi gigi 3 dan 4 (kondisi DB killer knalpot Nobi dilepas), padahal sebelumnya mulus2 saja.
  • Suhu mesin masih terjaga, dan belum ada gejala overheat
  • Penggunaan quick shifting lebih banyak sehingga memperkecil kemungkinan selip/nyangkut saat pindah gigi.
  • Belum dilakukan penambahan oli (masih ada sisa 200ml)
  • Akselerasi terakhir yang pernah dicoba, gigi 2 sampai 60, dan gigi 3 sampai 80, ini saja Indranesta sudah cukup deg2an mengingat oli ini sudah lebih dari 500km dan kondisi lalu lintas yang lumayan padat. Namun fakta ini menunjukkan bahwa oli Enduro racing masih bisa diajak kerja keras pada RPM tinggi.

Tips hari ini

Rem titik (dot braking). Teknik mengerem dengan menekan2 tuas rem sedikit demi sedikit untuk mendapatkan maneuver dan control yang lebih baik. Teknik ini lebih banyak dipakai di sirkuit balap dan trek jalanan yang tidak terlalu padat. Bagi rekan biker yang suka kecepatan tinggi, teknik ini bisa sangat membantu mengendalikan kendaraan tanpa harus menurunkan kecepatan terlalu banyak.

Semoga membantu…

Update 3 Sep 09:

Hari ini, kilometer menembus batas psikologis 1000km, tepatnya mencapai angka 26.902 (1102km), kondisi yang ditemui:

  • Suhu mesin mulai agak panas hal ini diketahui dari kaki saat berkendara.
  • Suara mesin mulai kasar sama seperti sebelumnya, namun kali ini mulai tidak enak dikendarai, sepertinya volume oli semakin berkurang.
  • Warna oli semakin gelap, sehingga sulit melihat adanya endapan atau kekeruhan.
  • Tarikan/akselerasi dan top speed menurun, namun ini seiring dengan pemasangan DB killer di knalpot Nobi.
  • Start pagi perlu waktu lebih lama, namun masih di kisaran 5 menit.
  • Sisa oli yang 200ml belum digunakan, mengingat yang dites adalah kondisi oli 800ml. Jika ini dilakukan artinya tidak fair dengan oli merk lainnya, dan tidak perlu dimasukkan sebagai hasil uji.

Well, prediksi Indranesta oli ini tidak bisa bertahan melewati 1000km ternyata tidak terbukti, namun, kondisi mesin sudah mulai menurun cukup signifikan, sehingga mungkin dalam waktu dekat akan dilakukan penggantian oli.

Tips hari ini

Sesuai tema bulan suci Ramadhan, tips kali ini mengenai kebersihan motor. Salah satu musuh utama motor di musim kering adalah debu, sedangkan kala hujan sudah jelas cipratan air bercampur kotoran jalan, oli, asap, dll.

Bagian2 yang paling sering diserang adalah: (1). Roda, terutama velg, yang beresiko berkarat sampai bolong2, dan ini jelas mengganggu kestabilan berkendara. (2). Knalpot, sama juga hal ini beresiko karat mulai dari leher hingga silencer, sehingga membuat knalpot bolong yang suaranya pecah mengganggu pendengaran dan saluran gas buang. (3). Filter udara, biasanya terisi partikel debu atau uap air, bisa mengganggu kualitas pembakaran.

Dari pengalaman Indranesta, sikap malas membersihkan kotoran2 di atas bisa jadi biang keladi pengeluaran besar di belakang hari, seperti ganti parts yang seharusnya belum diganti karena berkarat atau rusak akibat tempelan kotoran2 tadi. Jika memang sedang malas atau lelah, tidak ada salahnya berbagi rejeki dengan tukang cuci steam motor, tentu saja pastikan knalpot racingnya aman dari semburan air. Intinya jangan sampai telat dibersihkan, usahakan jangan lewat dari 2 hari kotoran menempel di motor.

Demikian semoga membantu…

Update: 26 Sep 09

5. BM1 PC1300 10w40 SL Jaso MA2

Sebelumnya Indranesta mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1430H bagi rekan2 yang merayakan, minal aidin walfaidzin, mohon dimaafkan lahir batin, semoga kita termasuk yang kembali fitrah, amiin.

Kemarin pulang dari mudik, langsung menghidupkan motor yg diparkir sejak tgl 16 sep, oli yg belum sempat diganti pun menimbulkan suara kasar dan kering, knalpot juga belum diberi oli. Namun hari ini oli mesin telah diganti dengan BM1 10w40 pc1300 pada km 27.168 (1.368km dengan enduro racing).

Ada pun hasil pengujian oli Enduro Racing pertamina 10w40 dinyatakan lulus dengan memuaskan karena bisa melayani dengan baik untuk pemakaian ekstrim di medan berat dan bisa melampaui batas akselerasi selama ini. Dengan catatan harus hati-hati memilih olinya, karena indikasi pemalsuan oli ini telah diinformasikan sedemikian rupa oleh produsennya (Pertamina).

Jadi selama in yang lulus uji oli baru Yamalube 10w40 dan  Enduro racing 10w40.

Kesan pertama menggunakan oli BM1 Pc1300:

1.  Belum terdengar suara mesin kasar seperti keluhan rekan2 biker lain, atau ini mungkin karena masih kalah oleh suara knalpot yang belum disemprot oli.

2. Tarikan terasa enteng, maklum, habis diservis, jadi belum bisa dinilai tarikan aslinya, mungkin nanti setelah jalan 500km lebih, dan telah dibawa ke medan yang cukup ekstrim.

3. Suhu mesin juga masih oke, maklum oli baru, namun belum pernah diajak akselerasi atau mengejar top speed.

4. Perpindahan gigi lancar, lebih halus dibanding Yamalube, namun masih belum dicoba quick shifting seperti di Enduro Racing.

Tips hari ini

Bagi rekan biker pengguna knalpot racing baru pertama kali, mungkin perlu menyiasati perubahan suara knalpot yang berubah kasar, ini tanda perlu diberi oli, paling enak dengan oli rantai yang model semprot, banyak yang jual dengan harga bervariasi 15-50rb.

Hal ini karena knalpot racing rata2 memakai gaswoll/gasbul untuk peredam suara, jika kondisi kering busa ini bisa menghitam dan ada bau terbakar plus suara yang tidak enak/kasar. Beda dengan knalpot standar yang rata2 tidak memakai gaswoll.

Demikian, semoga membantu…

Update 28 Sep 09:

Wah, baru dua hari sudah update 🙂

Benar, hal ini dikarenakan Indranesta mohon ijin untuk jarang update sekitar 10-14 hari ke depan karena ada pekerjaan luar kota, otomatis Supra X ditinggal dulu, namun  diusahakan tetap bisa memantau diskusi/masukan rekan2 biker.

Ada sedikit update oli BM1 PC1300:

  1. Waktu pemanasan pagi lumayan lama di atas 2 menit, hal ini kemungkinan karena efek mesin lama tidak dihidupkan, jadi akan dilihat lagi nanti.
  2. Suara berisik/kasar di mesin mulai terdengar teurtama saat gas dibuka agak besar atau RPM tinggi (gigi 2-3).
  3. Secara tarikan  akselerasi gigi 1 belum bisa menandingi Enduro Racing namun masih sepadan dengan Yamalube. Namun gigi 2-3 paling enak untuk akselerasi, spontan namun belum bisa menyaingin Enduro.
  4. Topspeed belum dicoba, maklum, masih ramai jalannya.
  5. Suhu terasa masih normal saja belum ada gejala overheating.

Demikian untuk hari ini, mohon bersabar menunggu update selanjutnya ya , tks…

Update: 12 Oktober 2009

Yak, update pengujian oli berlanjut. Hari ini kilometer menunjukkan angka 27.354 artinya oli BM1 sudah berjalan 186km, masih sedikit, maklum habis ditinggal dinas luar kota 10 harian.

Hasil yg didapati:

  • Waktu pemanasan pagi masih >2 menit utk tercampur optimal, dan agak susah hidup sebelum diputar anginnya, untunglah sudah siap obeng utk yg satu ini, setelah putaran optimal didapat, angin dikembalikan lagi ke standar, cuma satu akibatnya, repot!!!! apalagi kalau lagi buru-buru.
  • Tarikan masih lumayan enak, jelas krn masih sedikit km nya
  • Suara mesin agak kasar, terutama kondisi mesin panas, selain itu efeknya ke suara knalpot kurang enak, baru kali ini istri sampe komen masalah suara knalpot yg kurang sedap alias lebih berisik dari biasanya. Ini alamat BM1 tdk lulus sepertinya 🙂
  • Warna oli belum dicek karena masih di bawah 500km
  • Suhu mesin terasa stabil, tidak ada perubahan suhu berarti, alias masih standar2 saja…
  • Top speed dicoba baru sampai 90-an kpj, blm bisa lebih, maklum faktor lalulintas.

Jadi sementara ini paling enak masih oli Enduro Racing, disusul Yamalube Gold… 🙂

Tips hari ini

kebiasaan/cara memutar gas bisa berpengaruh pada konsumsi bensin, jika ingin lebih irit, usahakan gas pada posisi konstan lebih banyak atau kecepatan rata2 60km/jam, pada saat berhenti di lampu merah tidak perlu menggeber2 gas, jika menunggu palang KA yg agak lama bisa mematikan mesin dulu (hindari panas mesin Supra yg tidak pakai radiator) . Demikian semoga membantu

*Demi keseuaian topik diskusi, untuk rekan2 yang ingin berdiskusi, saran, komen tentang part upgrade/racing Supra X  silahkan masuk di sini tks 🙂

Update: 29 Oktober 2009

Hari ini km menunjukkan angka 27.630, oli BM1 sudah berjalan 462km, hampir menyentuh batas psikologis pertama 500km. Sampai hari ini didapati:

  • Tarikan masih enak, jika terpaksa pun, gigi 3 bisa sampai 80km/jam, tapi jarang terjadi, dalam hal ini Enduro racing masih juara.
  • Untuk boncengan dan bawa barang belanjaan relatif tdk ada masalah.
  • Suara mesin masih bisa diterima bagi Indranesta (dengan catatan di knalpot Nobi tetap dipasang DB Killer), hanya saja akhir2 ini jarang boncengan dengan istri jadi belum tahu pendapatnya soal suara (minta second opinion) 🙂
  • Pemanasan pagi, masih lelet, alias di atas 2 menit baru langsam dengan baik, sudah tidak pakai obeng lagi, mungkin krn sudah didapati setelan angin yang pas.
  • Suhu mesin terpantau stabil di kaki, baik pada penggunaan ekstrim
  • Warna oli akan dicek setelah melewati batas 500km

Satu hal yang sangat mengganjal dari oli ini adalah susah sekali mencari penjualnya, alias jarang yang jual. Kendala ini cukup serius bagi Indranesta.

Kendala berikutnya, harga, 45rb/0.8lt dengan kinerja di bawah Enduro racing seharga 32-32rb/0.8lt, selisihnya cukup jauh, seharga gear depan Supra X atau busi standar. Bagi Indranesta ini juga hal yang serius.

Tips hari ini

tips untuk keamanan. Bagi yang belum tahu saja, ada lubang gembok pengaman untuk Honda terutama Supra X, letaknya di standar tengah. Lubang ini bisa dipasangkan gembok apabila standar tengah digunakan. Gembok dipasang untuk “mengikat”  bodi motor dan standar tengah, sehingga tdk bisa digerakkan. Tambahan, pilihlah gembok pengaman yang panjang dan anak kuncinya model baru (yang tdk bisa di duplikat).

semoga bermanfaat…

Update: 15 November 2009

Setelah ditinggal luar kota beberapa hari, akhirnya Indranesta bisa update uji oli lagi, dan esok sudah harus jalan luar kota lagi, jadi mohon bersabar yah…

Hari ini kilometer Supra X Indranesta menunjukkan angka 27.850, sdh berjalan 682km dengan BM1 10w40 alias sudah melewati batas psikologis pertama yakni 500km, kondisi yang ditemui antara lain:

  • Start pagi perlu waktu lebih lama dari 2 menit, jika dipaksakan jalan sebelum 2 menit tarikan rasanya “serba nanggung”
  • Suhu mesin terpantau baik2 saja
  • Suara mesin semakin tidak enak
  • Warna oli setelah 500km pertama: warna mulai berubah gelap, namun masih bening dan belum ada kerak2 atau endapan lainnya
  • Tarikan agak menurun, maklum, sudah lewat 500km

Secara umum, performa oli ini sudah menurun cukup signifikan setelah 500km, namun jelas lebih baik jika dibandingkan  dengan saudaranya BM1 15w50 yg gagal tes sebelumnya. Mari kita lihat apakah oli ini mampu bertahan sampai 1000km di Supra X Indranesta…

Tips hari ini:

Jika setelah dicuci steam motor sukar dihidupkan, bagaimana solusinya? tips berikut bisa dicoba:

  • pertama, kesalahan yg umum adalah menghidupkan mesin dg membuka gas besar2, hasilnya seringkali gagal, cobalah mengidupkan mesin tanpa membuka gas
  • jika cara pertama masih gagal seringkali yg dituduh adalah mesin kemasukan air krn semprotan air steam, jadi yg dibersihkan dg angin kompresor adl busi, karbu dan teman2nya
  • namun jika ini masih blm berhasil ada yg sering terlupakan, yakni lubang kunci kontak, bersihkan dg angin kompresor, tunggu beberapa saat baru coba hidupkan

semoga membantu…

Update 22 Desember 2009:

Mohon maaf utk rekan2 biker n pembaca semua 🙂 Indranesta baru bisa hadir kembali setelah semua kesibukan penugasan yg lalu2 ke luar kota, setelah kembali ke Bandar Lampung baru bisa lanjut lagi tes olinya…

Kilometer menunjukkan angka 28.280 dan oli pun berganti dengan Castrol Power One.

Ulasan BM1 10w40:

Sampai saat terakhir telah melewati 1112 km di blok mesin Supra X Indranesta oli ini menunjukkan kestabilan suhu mesin dan kinerja yg lumayan, dibandingkan dengan PC1000 yg ini lebih oke. Hanya kekurangannya suara jadi lebih berisik dan waktu start pagi perlu pemanasan lebih lama lebih dari 3 menit, tapi sebanding dengan kinerja yg didapat meskipun masih dibawah Yamalube n Enduro Racing.  Warna oli agak keruh meskipun belum ada endapan serbuk2 halus. Meskipun telah melewati 1000km oli ini masih bisa diajak kerja keras mencapai gigi2 di 60km/jam, namun utk gigi3 hanya mentok di 80km/jam. Masih dibawah Enduro Racing.

Kesimpulan utk oli BM1 PC1300 10w40: Lulus (dengan catatan : sulit dicari di pasaran dan harganya relatif lebih tinggi dibanding oli merk lain yg kinerjanya lebih bagus). * Mungkin oli ini cuma cocok untuk yang fanatik dengan BM1

Sementara ini, best value n best buy ada di Enduro Racing.

6. Castrol Power1 15w40 API SG Jaso MA

Oli seharga 26-32ribu/0.8lt ini sdh masuk mesin Supra X Indranesta sejak kemarin, sekaligus service. Kesan pertama, hentakan n kinerja mesin tdk seenak enduro racing, yamalube, BM1 pc1300, & Idemitsu eco, apakah ini karena kekentalannya beda? atau karena gradenya masih SG? kurang tahu juga, yang jelas akselerasi gigi2 cuma bisa sampai 50 dan gigi3 cuma sampai 70, masih dibawah Enduro. Perlu waktu lebih lama utk pemanasan pagi dibanding oli sebelumnya. Suhu mesin terpantau normal2 saja sejauh ini. Agak kecewa juga sebenarnya karena jujur Indranesta berharap banyak pada oli yang satu ini, tetapi masih ada waktu bagi Castrol Power One untuk membuktikan kepantasannya di mesin Supra X. Mohon ditunggu ya…

Tips hari ini: Alat pengukur Tekanan angin ban

Musim penghujan tiba, suhu tak menentu, seringkali ban harus berada dalam kondisi ekstrim, hujan yang dingin plus banjir, dan panas menyengat. Kondisi ini bisa berpengaruh pada tekanan angin ban. Tidak ada salahnya rekan2 biker membekali diri dengan alat pengukur tekanan angin ban, banyak di jual di toko2 variasi, terutama mobil, juga supermarket2 besar, harganya bervariasi, mulai dari 8ribu sampai puluhan ribu bahkan ratusan ribu. Ada juga yg dibuat gantungan kunci. Alat ini kecil bisa dimasukkan box perkakas motor di bawah jok motor. Gunakanlah ketika ban mulai terasa empuk atau limbung ketika belok atau berboncengan, jika standar ban depan 30psi dan terukur 25psi mungkin masih aman, tapi jika di bawah itu sebaiknya langsung dinormalkan lagi, karena bisa membahayakan kita sendiri plus boncenger.

Demikian, semoga membantu…

 

Update 12 Februari 2010:

 

Jumpa lagi rekan2 biker, mohon maaf baru bisa update lagi, dikarenakan kesibukan dan penugasan luar kota yang tidak ada koneksi internet.

Plus, capaian kilometer Supra X yang lamban karena jarang dipakai (meski selalu dipanasi mesinnya oleh orang rumah)

 

By the way, saat ini sudah muncul oli Castrol Power One 10w/40 dengan kisaran harga 35-40ribu, namun di kota Bandar Lampung belum kelihatan di toko2 oli n bengkel.

 

Ok, langsung saja kita update oli Castrol Power One.

Kilometer Supra X menunjukkan angka 28.901, sudah berjalan lebih dari 500km, alias 621km tepatnya (benar2 lambat pemakaiannya ya).

Pemanasan pagi masih lebih lama dari Enduro, jika habis kehujanan (suhu dingin) perlu pemanasan lebih lama. Tarikan semakin kurang enak, namun jika dipaksa pernah bisa menembus 60km/jam di gigi 2 dan 80km/jam di gigi 3, tapi ini sangat jarang terjadi. Entah bagaimana rasanya ada yang “kurang sreg” dengan oli ini. Suhu mesin dirasakan masih stabil, hanya saja suara mesin semakin kasar meski tidak sekasar BM1.

 

Namun Indranesta masih berpikir ini karena faktor lama tidak dipakai, sedangkan oli berikutnya adalah MPX1.

 

Tips hari ini:

Masih tema musim hujan, dengan sedikit banjir. Jangan lupa untuk melumasi rantai, terutama setelah menembus hujan, tentu dengan oli khusus rantai. Oli khusus rantai ada yang lengket, semi lengket, dan licin. Pada saat membeli cobalah dulu sedikit digosok dengan ujung jempol dan telunjuk.

Semoga bermanfaat

 

Update 12 Februari 2010:

Hari ini kilometer di angka 29.250 alias 970km dengan castrol power one. Didapati warna oli mulai gelap meski belum keruh, suara mesin semakin kasar, terutama bunyi knalpot. Akselerasi masih bisa gigi 3 di 80 kpj jika terpaksa. Suhu mesin masih normal meski suara makin kasar. Karena baru upgrade Pilot Jet jadinya lari motor sedikit lebih enak meski “rasa” olinya di blok mesin tetap saja minta diganti baru, semoga minggu depan bisa ganti MPX1 setelah melalui 1000km. (Masih belum menemukan yang jual oli Castrol 10w40)

 

Tips hari ini:

Ada info soal oli Castrol. Baru saja hari ini diskusi dengan mekanik salah satu bengkel langganan, katanya hati-hati dengan Power One botol kuning (15w40) doi pernah menemukan endapan di dasar botol oli baru setelah dituang ke mesin (seperti kerak/pasir halus), rata2 3-4 botol bermasalah dari tiap dus, jadi doi hanya berani jual castrol botol putih (castrol active).  Info ini sekedar alert saja bro n sis biker, karena Indranesta rasa bukan hanya castrol, oli tenar merk lain pun sudah banyak palsunya, adik Indranesta sendiri pernah menemukan beberapa.

 

Update 28 Maret 2010:

Akhirnya, SATU TAHUN  sudah berjalan UJI OLI ini 🙂

terima kasih atas kesabaran rekan2 biker semua, Indranesta sangat senang bisa berjalan selama ini, ini sekaligus penghargaan untuk rekan2 yang aktif diskusi/komentar, sungguh sangat menginspirasi… lanjuttt…!

 

Mesin Supra X ini akhirnya bisa ganti MPX1 pada km 29.260 alias 980km dengan castrol power1, entah kenapa rasanya sudah tidak sabar rasanya ingin segera ganti oli, sayang sekali Indranesta tidak mendapat kesan memuaskan dari oli ini, meski jika dipaksa masih bisa diajak lari meski berat mesin Supra X nya. Warna oli sudah agak gelap meski tidak keruh, suhu mesin masih stabil.

Kesimpulannya, oli ini tidak bisa lulus uji oli dengan memuaskan, sungguh sayang, padahal oli ini dijagokan…

 

7. MPX – AHM Oil 10w30 Jaso MA

Oli ini masuk mesin Supra X sejak 29.260 dan sekarang sudah di 29.502 berjalan 242km. Belum ada 500km tapi serasa performa tidak jauh beda dengan castrol power1, dan belum bisa diuji maksimal karena masih ada sedikit kendala cakram depan seret. Tapi so far masih bisa gigi 2 di 60kpj dan gigi 3 di 80kpj dengan kondisi mesin seperti dipaksa. Suara mesin halus sesuai karakter 10w30, suhu mesin juga normal, selain itu mekanik langganan tidak menyarankan oli ini dipakai sampai 4000km (Indranesta juga sama, tinggal lihat kinerjanya di 1000km).

 

Tips hari ini:

Aki, jika ingin aki awet, panasi mesin sedikit lebih lama s/d 15-20 menit di pagi hari dan gunakan kick starter, hal ini selain untuk campuran oli mesin juga untuk pengecasan aki dampaknya aki lebih awet.

Untuk aki bekas dihargai 10-20 ribu tergantung tipe dan kondisi pasar saat itu.

Kapan saatnya ganti ban? cek tapak ban, lihat kedalaman garis tapak, jika <1.6mm terutama di bagian tengah, ini sudah saatnya diganti, jangan ambil resiko menunggu sampai gundul. Lagi pun kalau ban yang diganti masih ada tapaknya bisa di tukar tambah dengan harga lumayan.

semoga bermanfaat…

 

Update 11 April 2010:

Oli MPX1 sudah berjalan 538km (29.798-29.260) melewati batas psikologis pertama. Hasilnya mesin masih enak, suara mesin halus dan putaran lancar, suhu tidak panas alias stabil dengan catatan pemanasan pagi hari minimal 15 menit.

Terlebih setelah diservis cuci dan stel ulang karburator, benar-benar terasa encernya oli mpx1.

Akselerasi maksimal, gigi 2 bisa 60kpj, gigi 3 bisa 80kpj, meskipun tidak setiap saat dipaksa seperti itu.

 

Tips hari ini:

Ada tutup oli mesin yang pakai termometer utk pantau suhu mesin, tapi jaman sekarang masih ada yang jual tidak ya? alat ini praktis untuk pantau suhu mesin scr lebih tepat.

Lanjutan ban bekas, biasanya dihargai 5rb-20rb tergantung kondisi, jual ke pedagang ban bekas atau tambal ban yg merangkap pedagang ban bekas.

Semoga bermanfaat…

 

Update 13 Mei 2010:

km di angka 30.383, msh jalan 585km (sedikit ya?) berhubung masih dinas luar kota, jadi jarang dipake, tapi dipanasin rutin min 15 menit tiap pagi.

 

mesin yang jelas masih enak, sedikit lebih boros jd 1:40 karena ganti ban blakang lebar plus gas spontan, akselerasi naik tapi topspeed turun karena gir depan turun jadi 13 dari 14 🙂

pergantian gigi masih enak, tarikan oke, suhu masih normal, jika dipaksa top speed masih bisa 90 kpj (mungkin ada perubahan speedometer karena ganti ukuran ban).

Untuk torsi di tanjakan masih bagus, bisa 60kpj gigi 4 sudut 45 derajat panjang trek 400-500m meski ada sedikit power loss saat pindah gigi

 

Indranesta juga sedang mengamati uji oli top 1 di http://www.otomotifnet.com sepertinya menarik disimak

 

Tips hari ini:

Saat ganti oli lebih baik pada saat mesin panas, karena keenceran oli akan lebih mudah mengalir keluar blok mesin, selain itu hati2 dengan suhu mesin yg masih panas bila terkena tangan.

Untuk membantu mengeluarkan sisa oli bisa dengan diselah kick starternya, plus pakai angin kompresor, hanya hati2 dg uap air yg ada di udara kompresor bisa beresiko oksidasi/karat pada dalaman mesin, untuk itu lubang kompresor bisa diberi kain bersih.

semoga bermanfaat… 🙂

 

Update:28 Juni 2010

Jumat lalu tgl 25 Juni sdh ganti oli. MPX1 diganti sekitar km 30.560 atau sekitar 1300km (30.560-29.260). kenapa sekitar itu? karena bbrp minggu speedometer mati, otomatis tidak bisa ukur jarak tempuh dg akurat, kurang lebih ada 200-300km, jadi ekuivalen dg 1500-1600km running test.

Kondisi saat ganti oli:

– Warna: gelap/hitam, dan tidak bisa diketahui ada tidaknya endapan

– Suara mesin normal, begitu juga suhu mesin

– tarikan masih lumayan, meski sudah berkurang

– suara mesin sedikit kasar

Dari hal ini Indranesta tidak merekomendasikan memakai oli MPX1 lebih dari 1.500km meskipun menurut orang bengkel ada tukang ojek yg berani sampai 3000km.

Kesimpulan : oli MPX1 lulus Uji dengan catatan hanya bagus <500km, harga bagus, dan lumayan cocok/sesuai dengan karakter mesin honda (mungkin lebih pas untuk mesin2 honda keluaran terbaru).

 

8Shell VSX 10w40 API SL Jaso MA

 

Oli penggantinya adalah Shell VSX seharga 50rb/liter, atau 40rb/0.8lt.

So far stasioner bagus, suhu mesin normal, tarikan agak kurang karena faktor baru turun mesin mungkin.

Belum sempat tes top speed dan ekselerasi.

 

Update: 6 Oktober 2010

Mohon maaf rekan2 biker, baru bisa update lagi

selama ini hanya sebatas merespon komen2 di bawah 🙂

Sekalian mohon maaf lahir batin yaa, mumpung masih syawal

 

selain kedinasan dan lebaran, ada satu kejadian kecelakaan tunggal yg dialami indranesta, jadinya semakin tertunda. Namun edisi lengkapnya ada di tulisan Upgrade performa Supra X, karena ini terkait dengan alat vital motor 🙂

 

Masih dg oli shell VSX di km 31.661 sudah berjalan 1.101km sejak ganti oli.

Bisa dibayangkan, dalam waktu 4 bulan (juni-sept) jarak tempuh “hanya” 1000-an km..

Kondisi oli saat ini:

– Warna: agak gelap, tapi tidak ketahuan ada tidaknya endapan/serbuk besi

– Suara mesin makin berisik seperti ada gesekan2 dalam mesin, namun suhu mesin terpantau normal

– tarikan masih lumayan, meski sudah berkurang

– top speed dan akselerasi tidak banyak di eksplorasi, hanya sempat dipantau akselerasi masih bisa gigi1 di 40kpj, gigi 2 di 60kpj, gigi 3 di 80kpj, dan tdk berani lebih dari itu 🙂

– pemanasan pagi hari cukup cepat mencapai stasioner yg stabil, pernah beberapa kali mati sendiri karena putaran karbu kurang pas.

 

Mungkin sebentar lagi sudah saatnya ganti oli, dan siapa yang berikutnya, akan kita lihat nanti, mohon sabar yah..

atau ada usul dari list di atas..??

 

Tips hari ini

Mesin honda dirancang dengan putaran mesin tinggi, jadi sebaiknya biasakan kondisi stasioner rata2 sekitar 1400rpm (bisa disetel di ahass). Indranesta pernah juga menurunkan rpm karena merasa suaranya lebih enak dan ingin bbm lebih irit, tapi ternyata hal ini  berdampak pada kerusakan pompa oli (dan bisa merembet ke part mesin lainnya), terutama saat pemanasan pagi, karena pompa oli baru bekerja pada putaran yang cukup tinggi tsb. Jika rpm rendah, pompa oli tidak bekerja, mesin bekerja tanpa pelumasan, ini artinya beresiko merusak dinding2 dalam mesin. Tidak sebanding dg pengiritan bbm-nya kan?

Semoga berguna… 🙂

 

Update: 10 Desember 2010

Mohon maaf rekan2 biker, baru bisa update lagi

selama ini hanya sebatas merespon komen2 di bawah 🙂

 

Kesimpulan dari oli VSX adalah : Tidak lolos uji di mesin Indranesta

Oli Shell VSX ini menurut Indranesta kemahalan dan hanya bagus di awal.

Dengan harga jauh di atas dan kualitas daya tahan masih di bawah Enduro Racing. Oli ini mungkin cocok bagi drag racer atau sirkuit racer yang modelnya tiap turun balap ganti oli.

 

9. Kawasaki Oil 10w40 SL MA 4T

Oli VSX sudah berganti dengan Kawasaki Oil 10w40

Pada km32.453 berikut review pengujiannya:

–  Pemanasan pagi hari sulit, mesin sering mati sendiri, tapi setelah dibersihkan selang udara bawah mesin (cuci steam), pemanasan jadi lancar.

– Kinerja rata2 harian cukup berat, oli ini 10w40 tapi rasanya seperti memakai oli 20w50. Hal ini mungkin karena beda karakter mesin honda dan kawasaki

– Suhu mesin terpantau normal

– Kekuatan di tanjakan lumayan, hanya jika boncengan jadi cepat drop.

– Akselerasi masih di bawah Enduro Racing, top speed belum berani coba

– Suara mesin halus standar

 

Update: 8 April 2011

Oli kawasaki telah diganti pada km34.514 tgl 12 Februari 2011, penggantinya oli Top One 10w40. 2061km berjalan.

sekilas kesan dari oli Kawak:

– Performa masih sedikit kurang memuaskan, mungkin karena beda pabrikan, beda karakter mesin

– Harga oke untuk ukuran 10w40,

– Ekonomis, ukuran 1lt, 4x isi bisa gratis 1x (dari akumulasi 200mlx4) 🙂

Kesimpulan oli kawasaki: Lulus uji tapi kalau masih mampu silahkan pakai Pertamina Enduro 🙂

 

10. Top 1 Action Plus 10w40 Jaso MA2 API SG harga 32rb 0.8lt

Review oli Top One 10w40:

– Pemanasan pagi hari mudah, tokcer bener…

– Kinerja rata2 harian lumayan enak, enteng di putaran bawah, meski tarikan mid-high sedang2 saja

– Suhu mesin terpantau normal

– Kekuatan di tanjakan lumayan, hanya jika boncengan jadi cepat drop.

– Akselerasi masih di bawah Enduro Racing, top speed belum berani coba

– Suara mesin halus standar

*catatan: Knalpot ganti ke standar karena razia knalpot racing di Lampung. Jeting kembali ke standar. Dampaknya jalanan jadi lebih tenang, n pedagang knalpot racing sepi orderan 😛 padahal pakai nobi 3bold+db killer mantap bener buat nanjak… 😦

 

Tips hari ini

Jika mesin sulit hidup pagi2 atau sulit start, belum tentu masalah aki, coba cek selang saluran udara di bawah apakah bersih atau tidak, kadang dari luar terlihat bersih, tapi dalamnya ada sumbatan, bisa dibersihkan dg obeng atau lidi.

==

Wah, tak terasa sudah DUA TAHUN sejak tulisan ini terbit.. (feb 2009) 😀

terima kasih atensi rekan2 biker semua… hehe

 

 

 

 

 

 

 

 

Mohon maaf pada bro-sis rekan bikers, bbrp hari ini Indranesta menemui sedikit kesulitan utk online.